Dalam matanya letih membuih
deru dan sedu, dunianya suram berdebu
sesekali angin tak sabar menepuk gusar
bahunya kekar, ringkih tak tegar
belum nampak juga pertanda, ia mulai tak paham
Doa dan sejarah
ia takut hilang arah
mantra-mantra perkasa meliuk tak berdaya
sujudnya berisi seribu tanya
ini rakaat keberapa
dulu ia bermimpi sesebar AbuBakar
dulu ia bermimpi setegar Umar
dulu ia bermimpi sedermawan Ustman
dulu ia bermimpi sesuci Ali
dulu...dulu sekali
Doa dan sejarah
ia takut hilang arah
terbata mulai ia baca Iftitah
ia kini sepasrah kusam sajadah
semoga ini bukan takbir terakhir.
-Abu Amrul Haq-
~dalam perjalanan pulang, singgah sebentar; ada yang ingin kupostingkan~
sumber: HermanHusni SriDarsina's
Tidak ada komentar:
Posting Komentar