Jumat, 14 April 2023

Mimpi Rasulullah SAW Diperlihatkan Lailatul Qadar


Dalam Hadis Sahih Muslim bab Kitab Puasa disebutkan tentang keutamaan Lailatul Qadar. Salah satunya mimpi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diperlihatkan Lailatul Qadar.

Beliau berpesan agar umat Islam bersungguh-sungguh mencari Lailatul Qadar tersebut di 10 hari terakhir Ramadhan. Berikut Hadis Nabi pernah bermimpi diperlihatkan Lailatul Qadar.

Dari Yahya dari Abu Salamah ia berkata: Kami ingat Lailatul Qadar, lalu saya mendatangi Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu (ia juga adalah temanku) lalu saya bertanya, "Tidakkah Anda keluar bersama kami ke kebun kurma?" Maka ia pun keluar dengan mengenakan jubah.

Kemudian saya bertanya lagi, "Apakah Anda pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan mengenai Lailatul Qadr?" ia menjawab; "Ya, kami pernah melakukan I'tikaf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada sepuluh awal pertengahan Ramadhan.

Dan ketika kami keluar pada pagi hari ke dua puluh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bekhutbah seraya bersabda: "Sesungguhnya aku telah bermimpi diperlihatkan padaku Lailatul Qadar, namun aku lupa -atau- dilupakan lagi. Karena itu, carilah ia pada sepuluh terakhir Ramadhan, yakni pada setiap malam ganjil. Dan sungguh, di dalam mimpiku, aku bersujud di air yang lembab. Maka siapa yang mau melakukan Iktikaf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hendaklah ia kembali." Lalu kami pun pulang, dan saat itu saya tidak melihat kabut sedikit pun di langit.

Namun, tiba-tiba datanglah kumpulan awan, hingga hujan pun turun, hingga masjid tergenang air, padahal masjid itu terbuat dari pelepah kurma. Kemudian salat pun didirikan dan saya melihat Rasulullah sujud di atas hamparan air dan tanah yang melembab, hingga saya melihat bekasnya pada kening beliau...(HR Muslim No. 1995)

Di hadis lain, Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah pernah iktikaf pada sepuluh malam pertengahan bulan Ramadhan untuk mencari Lailatul Qadar sebelum hal itu dijelaskan pada beliau. Setelah sepuluh malam pertengahan itu berlalu, Rasulullah memerintahkan untuk dibuatkan bilik, tetapi kemudian dibongkar.

Kemudian dijelaskanlah kepada beliau SAW, bahwa Lailatul Qadar ada pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, lalu beliau memerintahkan untuk dibuatkan bilik lagi, akan tetapi dibongkar kembali. Kemudian beliau keluar dan menemui orang-orang dan bersabda: "Wahai sekalian manusia, sungguh, telah dijelaskan kepadaku tentang Lailatul Qadar, dan keluar untuk memberitahukan kepada kalian tentang hal itu. Namun kemudian datang dua orang yang sama-sama mengaku benar sedangkan mereka ditemani oleh setan. Sehingga Lailatul Qadar terlupakan olehku. Maka carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, carilah Lailatul Qadar pada malam kesembilan, ketujuh dan kelima (dalam sepuluh malam terakhir itu)."

Seseorang berkata, "Wahai Abu Sa'id! Kamu tentu lebih tahu bilangan itu dari pada kami." Abu Sa'id menjawab, "Tentu, kami lebih mengetahui tentang hal itu daripada kalian." Orang itu bertanya lagi, "Apa yang dimaksud dengan malam ke sembilan, ketujuh dan kelima?" ia menjawab, "Jika malam ke-21 telah lewat, maka yang berikutnya adalah malam ke-22, dan itulah yang dimaksud dengan malam kesembilan. Dan apabila malam ke-23 telah berlalu, maka berikutnya adalah malam ketujuh, dan jika malam ke-25 telah berlalu, maka berikutnya adalah malam kelima." Dalam riwayat lain Ibnu Khallad berkata "Redaksi keduanya sama-sama mengaku benar" seharusnya keduanya bersengketa. (Shahih Muslim No. 1996)

Dari Az Zuhri dari Salim dari bapaknya radhiallahu 'anhu, ia berkata; Seseorang bermimpi bahwa Lailatul Qadar terdapat pada malam ke-27bulan Ramadhan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku bermimpi seperti mimipimu, yaitu pada sepuluh malam yang akhir. Karena itu, carilah ia pada malam-malam yang ganjil." (Sahih Muslim No. 1987)

Sementara dalam Shahih Al-Bukhari dijelaskan, dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma berkata: "Pada zaman Nabi SAW aku pernah bermimpi, di tanganku ada sehelai kain sutera dan seakan tidaklah aku menginginkan satu tempat di surga kecuali akan segera nampak buatku. Aku juga mengalami mimpi yang lain, aku melihat dua malaikat yang membawaku ke dalam neraka, di sana keduanya ditemui oleh Malaikat yang lain seraya berkata; "Jangan kamu takut, tolong biarkan orang ini leluasa".

Kemudian (Hafshah) menceritakan salah satu mimpiku itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Nabi bersabda: "Sungguh Abdullah menjadi orang yang paling berbahagia jika mau salat malam". Abdullah adalah orang yang seantiasa mendirikan salat malam sementara para sahabat selalu menceritakan kepada Nabi tentang mimpi-mimpi mereka bahwa pelaksanaan Lailatul Qadar terjadi pada malam ketujuh dari sepuluh malam yang akhir.

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh aku melihat bahwa mimpi kalian benar bahwa Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam yang akhir. Maka siapa yang mau mencari Lailatul Qadar, carilah pada sepuluh malam yang akhir (dari Ramadhan)". (HR-Al-Bukhari)

Wallahu A'lam

sumber: https://www.unpak.ac.id/khazanah-ramadhan/mimpi-rasulullah-saw-diperlihatkan-lailatul-qadar

Selasa, 26 November 2019

Rizqi <> Harta

Motivasi dan doa

😇😇😇😇😇😇

Duluuuu...
saya pikir sholat dhuha dan membaca Al ma'surat itu pembuka pintu rezeki dan dulu saya pikir, rizqi berwujud uang, banyak order, banyak job, urusan kerjaan lancar, banyak tabungan, punya banyak asset disana-sini,

Intinya : HARTA..,
Iya, harta memang rizqi, tp rizqi yg paling rendah dan hina...!

Setelah mencari tau apa makna rizqi dalam Islam (sesuai yg tertera dalam Alquran dan hadits), ternyata saya salah besar.

Ternyata "
#LANGKAH KAKI yg dimudahkan untuk HADIR ke majelis ilmu, itu adalah rizqi.

#LANGKAH KAKI yg dimudahkan untuk SHALAT berjamaah di masjid, adalah rizqi.

#HATI yg ALLAH JAGA jauh dari iri, dengki, dan kebencian, adalah rizqi.

#PUNYA TEMAN² YANG SHOLEH dan saling mengingatkan dalam kebaikan, itu juga rizqi.

#SAAT KEADAAN SULIT penuh keterbatasan, itu juga rizqi. Mungkin jika dalam keadaan sebaliknya, justru membuat kita kufur, sombong, bahkan lupa diri.

#PUNYA ORANG TUA yang sakit2an, adalah rizqi, karena merupakan ladang amal pembuka pintu surga.

#TUBUH YANG SEHAT itu adalah bentuk rizqi. Bahkan saat diuji dengan sakit, itu juga bentuk lain dari rizqi karena sakit adalah PENGGUGUR DOSA.

#dan mungkin akan ada jutaan list lainnya bentuk² rizqi yang kita tidak sadari...

Justru yang harus kita waspadai adalah ketika hidup kita berkecukupan, penuh dengan kemudahan dan kebahagiaan, padahal begitu banyak hak Allah yang belum atau tidak kita tunaikan...

sumber: https://facebook.com/



Sabtu, 23 November 2019

Akan dipertemukan dengan yang dicari


BUYA HAMKA

Seseorang bilang kepada Buya Hamka, bahwa  “Pelacur di Arab itu memakai cadar dan hijab”

Jawaban Buya Hamka tak terduga! “Oh ya? Saya barusan dari Los Angeles dan New York, Masya Allah, ternyata disana tidak ada pelacur,” jawab Buya.....

“Ah mana mungkin Buya, di Mekkah saja ada kok. Apalagi di Amerika, pasti banyak lagi,” kata seseorang tadi...

Maka kata Buya Hamka,
“Kita ini memang hanya akan dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari”

Meskipun kita ke Mekkah, tetapi jika yang diburu oleh hati adalah hal-hal yang buruk, maka Syaitan dari golongan jin dan manusia akan berusaha membantu kita untuk mendapatkannya...

“Tetapi sebaliknya, sejauh perjalanan ke New York, Los Angeles, bila yang dicari adalah kebaikan, maka segala kejelekan akan menjauh dan bersembunyi” tutupnya.

--------------------
*Karena itu berhati- hatilah menjaga hati. Hati kalau sudah busuk, seringkali dipertemukan dengan hal2 yang busuk pula, walaupun di tempat yang baik. Sebaliknya niat dan hati yang baik, insya Allah akan dipertemukan dengan yang baik2, meski di tempat yang kotor.

#BuyaHamka

Rabu, 20 November 2019

JANGAN MENJAUHI AL QURAN

sumber: https://www.facebook.com/

Sesibuk apapun kita, Entah itu alasannya pekerjaan, kuliah dan sebagainya. Jangan sampai kita melupakan tilawah al-Qur-an, Karena kalau kita jauh dari al-Qur-an,
Maka ALLAH juga akan menjauh dari kita.

“ALLAH berfirman: Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat KAMI, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan" [QS. Thaa Haa: 126].

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat bagi pembacanya” [HR. Muslim].

Saatnya kita membiasakan diri walaupun berat di awal, In-Syaa-Allah dengan hal yang sudah kita paksakan, Nantinya akan menjadi terbiasa.

Mulai sekarang bacalah al-Qur-an
Kalau tidak mampu 1 juz sehari
Bacalah separuh juz
Kalau tidak mampu
Bacalah selembar atau satu halaman
Kalau tidak mampu
Berusahalah dengan satu ayat.

Kalau tidak mampu juga,
Cukuplah dengan memandang al-Qur-an,
Dan tanyalah kepada diri sendiri,

Ya ALLAH…..
Apakah dosaku sehingga aku tidak dapat membaca ayat-MU.

Mentadabburi al-Qur-an, Dapat mengobati berbagai macam penyakit hati, Serta dapat memberikan jawaban dan bantahan, Terhadap syubhat yang dibawa oleh syaitan.

Bagi orang-orang Munafik,
Mereka enggan merenungi dan mencari petunjuk dari al-Qur-an, Maka hati akan penuh dengan penyakit, Sebagaimana firman ALLAH ‘Azza wa Jalla:

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ALLAH menambah penyakit itu; dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta” [QS. al-Baqarah: 10].

Yaa ALLAH..!!!
Jadikanlah kami para pecinta al-Qur-an firman-MU, Janganlah jadikan kami orang-orang yang lalai dari membacanya, Aamiin…. Yaa ALLAH.

Jumat, 25 Oktober 2019

KHADIJAH ISTRI TERKASIH RASUL


Khadijah Memang Wanita Istimewa

DUA PERTIGA (2/3) wilayah Makkah adalah milik Siti Khadijah binti khuwailid, istri pertama Rasulullah SAW. Ia wanita bangsawan yang menyandang kemuliaan dan kelimpahan harta kekayaan. Namun ketika wafat, tak selembar kafan pun dia miliki. Bahkan baju yang dikenakannya di saat menjelang ajal adalah pakaian kumuh dengan 83 tambalan.

“Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba,” bisik Khadijah kepada Fatimah sesaat menjelang ajal. “Yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa digunakan menerima wahyu untuk dijadikan kain kafanku. Aku malu dan takut memintanya sendiri”.

Mendengar itu Rasulullah berkata, “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga”.

Siti Khadijah, Ummul Mu’minin (ibu kaum mukmin), pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah. Didekapnya sang istri itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia Rasulullah dan semua orang yang ada di situ.

Dalam suasana seperti itu, Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan.

Rasulullah menjawab salam Jibril, kemudian bertanya, “Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?”

“Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan,” jawab Jibril yang tiba-tiba berhenti berkata, kemudian menangis.

Rasulullah bertanya, “Kenapa, ya Jibril?”

“Cucumu yang satu, Husain, tidak memiliki kafan. Dia akan dibantai, tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan,” jawab Jibril.

Rasulullah berkata di dekat jasad Khadijah, “Wahai Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku tak kan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Mahamengetahui semua amalanmu. Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban!?”

Tersedu Rasulullah mengenang istrinya semasa hidup.

Khadijah

Dikisahkan, suatu hari, ketika Rasulullah pulang dari berdakwah, beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah menyambut, dan hendak berdiri di depan pintu, kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai Khadijah, tetaplah kamu di tempatmu”.

Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi. Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makanan pun tak punya, sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a.

Kemudian Rasulullah mengambil Fatimah dari gendongan istrinya, dan diletakkan di tempat tidur. Rasulullah yang lelah sepulang berdakwah dan menghadapi segala caci-maki serta fitnah manusia itu, lalu berbaring di pangkuan Khadijah hingga tertidur.

Ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah hingga membuat beliau terjaga.

“Wahai Khadijah, mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku?” tanya Rasulullah dengan lembut.

Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal, wahai Khadijah, bersuamikan aku, ?" lanjut Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis.

“Wahai suamiku, wahai Nabi Allah. Bukan itu yang kutangiskan," jawab Khadijah.
"Dahulu aku memiliki kemuliaan, Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku adalah bangsawan, Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan, Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya”.

"Wahai Rasulullah, sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah, sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit atau pun jembatan, maka galilah lubang kuburku, ambillah tulang-belulangku, jadikanlah sebagai jembatan bagimu untuk menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu”.

"Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah, Ingatkan mereka kepada yang hak, Ajak mereka kepada Islam, wahai Rasulullah”.

Rasulullah pun tampak sedih. “Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?”
“Aku, ya Rasulullah!” sahut Ali bin Abi Thalib. jawab, menantu Rasullulah...

Di samping jasad Siti Khadijah, Rasulullah kemudian berdoa kepada Allah.

“Ya Allah, ya ILahi Rabbiy, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam, Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku, Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku, Menenteramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah”.

Semoga bermanfaat 🙏
Makam Khodijah  👇

Minggu, 15 September 2019

30 Quotes BJ Habibie


Berikut kumpulan kata-kata mutiara BJ Habibie (Parepare 25 Juni 1936, Jakarta 11 September 2019) yang akan selalu dikenang sepanjang masa:

1. "Dulu saya takut sekali mati, tapi sekarang tidak karena yang pertama menemui saya adalah Ainun."

2. "Ainun, saya sangat mencintaimu. Tapi Allah lebih mencintaimu, sehingga saya merelakan kamu pergi."

3."Tak perlu seseorang yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuat berarti lebih dari siapa pun."

4. "Seorang pria tidak akan pernah menjadi seorang pria yang besar tanpa adanya perempuan hebat di sisinya yang selalu memberi dukungan dan dan harapan dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil."

5. "Tanpa cinta kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa cinta kecerdasan itu tidak cukup."

6. "Cinta dapat terlihat melalui teleskop, sedangkan cemburu hanya terlihat melalui mikroskop."

7. "Di mana pun engkau berada, selalu lah menjadi yang terbaik dan berikan yang terbaik dari yang bisa kau berikan."

8. "Hiduplah kamu seperti akan mati besok, dan berbahagialah seperti kamu akan hidup selamanya."

9. "Salah satu kunci kebahagiaan adalah menggunakan uangmu untuk pengalaman, bukan keinginan."

10. "Ketika seseorang menghinamu, itu adalah sebuah pujian bahwa selama ini mereka menghabiskan waktu untuk memikirkan kamu, bahkan ketika kamu tidak memikirkan mereka."

11. "Masa lalu saya adalah milik saya, masa lalu kamu adalah milik kamu, tapi masa depan adalah milik kita."

12. "Cinta tidak berupa tatapan satu sama lain, tetapi memandang ke luar bersama ke arah yang sama."

13. "Walau pun raga telah terpisahkan oleh kematian, namun cinta sejati tetap akan tersimpan abadi di relung hati."

14. "Dalam hidup ini, saya memiliki mental seperti orang yang bermain sepeda. Bila saya tidak mengayuh sepeda, maka saya akan jatuh. Jika saya berhenti bekerja, maka saya mati."

15. "Kenapa kita ada di sini? Karena kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menikmati hidup yang singkat ini."

16. "Pengalaman tidak bisa dipelajari, tapi harus dilalui."

17. "Hanya anak bangsa sendiri lah yang dapat diandalkan untuk membangun Indonesia. Tidak mungkin kita mengharapkan dari bangsa lain."

18. "Percaya itu baik, tapi mengecek lebih baik lagi"

19. "Kesempurnaan tidak datang dengan sendirinya, kesempurnaan harus diupayakan. Kesempurnaan harus dinilai. Proses dan hasil pekerjaan harus diawasi."

20. "Utamakan kerja nyata, bukan citra."

21. "Belajarlah bersyukur dari hal-hal yang baik di hidupmu dan belajarlah menjadi kuat dari hal-hal yang buruk di hidupmu."

22. "Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah."

23. "Di mana pun kau berada, selalu menjadi yang terbaik dan berikan yang terbaik dari yang bisa kita berikan."

24. "Jadilah pribadi yang selalu siap menjalani setiap tantangan yang datang padamu."

25. "Tak ada gunanya IQ Anda tinggi namun malas, tidak miliki disiplin. Yang penting adalah Anda sehat dan mau berkontribusi untuk masa depan yang cerah."

26. "Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar, keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha."

27. "Jangan pernah berhenti mengejar yang kamu impikan, meski apa yang didamba belum ada di depan mata."

28. "Meraih masa depan yang cerah tidak akan didapat dengan mudah, kamu harus mau berkorban untuk mendapatkan hal itu."

29. "Apabila kamu sudah memutuskan menekuni suatu bidang, jadilah orang yang konsisten. Itu adalah kunci keberhasilan yang sebenarnya."

30. "Bertekadlah jadi pribadi yang berguna bagi lingkungan sekitar, gunakan apa yang kamu punya untuk membantu sesama."

@KumparanNEWS

Sabtu, 17 Agustus 2019

Manusia Sholeh yang Menyesal saat Sakaratul Maut


    Alkisah ada seorang sahabat Nabi bernama Sya’ban RA. Ia adalah seorang sahabat yang tidak menonjol dibandingkan sahabat-sahabat yang lain. Ada suatu kebiasaan unik dari beliau yaitu setiap masuk masjid sebelum sholat berjamaah dimulai dia selalu beritikaf di pojok depan masjid. Dia mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah bersandaran atau tidur, namun karena tidak mau mengganggu orang lain dan tak mau terganggu oleh orang lain dalam beribadah.

     Kebiasaan ini sudah dipahami oleh sahabat bahkan oleh Rosululloh SAW, bahwa Sya’ban RA selalu berada di posisi tersebut termasuk saat sholat berjamaah.

     Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai Rosululloh SAW mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di posisinya seperti biasa. Nabi pun bertanya kepada jamaah yang hadir apakah ada yang melihat Sya’ban RA.

     Namun tak seorangpun jamaah yang melihat Sya’ban RA. Sholat subuhpun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA. Namun yang ditunggu belum juga datang. Khawatir sholat subuh kesiangan, Nabi memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah.
Selesai sholat subuh, Nabi bertanya apa ada yang mengetahui kabar dari Sya’ban RA.

     Namun tak ada seorangpun yang menjawab.

     Nabi bertanya lagi apa ada yg mengetahui di mana rumah Sya’ban RA.
Kali ini seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban RA.

     Nabi yang khawatir terjadi sesuatu dengan Sya’ban RA meminta diantarkan ke rumahnya. Perjalanan dengan jalan kaki cukup lama ditempuh oleh Nabi dan rombongan sebelum sampai ke rumah yang dimaksud.

     Rombongan Nabi SAW sampai ke sana saat waktu afdol untuk sholat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan).
Sampai di depan rumah tersebut Nabi SAW mengucapkan salam.

     Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tersebut.
“ Benarkah ini rumah Sya'ban ?” Nabi bertanya.
“Ya benar, saya istrinya” jawab wanita tersebut .
“ Bolehkah kami menemui Sya’ban, yang tadi tidak hadir saat sholat subuh di masjid ?”
Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban RA menjawab:
“ Beliau telah meninggal tadi pagi..."
Innalilahi wainna ilaihirojiun… Masya Alloh , satu-satunya penyebab dia tidak sholat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya.

    Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rosul SAW
“ Ya Rosul ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing-masing teriakan disertai satu kalimat.
Kami semua tidak paham apa maksudnya."
“ Apa saja kalimat yang diucapkannya ?” tanya Rosul .
Di masing-masing teriakannya dia berucap kalimat:
“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”
“ Aduuuh kenapa tidak yang baru……. “
“ Aduuuh kenapa tidak semua……”

     Nabi pun melantukan ayat yang terdapat dalam surat Qaaf (50) ayat 22 :
“ Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.“

     Saat Sya’ban dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Alloh SWT .
Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Alloh .
Apa yang dilihat oleh Sya’ban (dan orang yang sakratul maut) tidak bisa disaksikan oleh yang lain.
Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban melihat suatu adegan di mana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk sholat berjamaah lima waktu.

     Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat.
Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke Masjid.
Dia melihat seperti apa bentuk surga ganjarannya.

     Saat melihat itu dia berucap:
“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……”
Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban , mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih banyak dan sorga yang didapatkan lebih indah.

     Dalam penggalan berikutnya Sya’ban melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin.
Saat ia membuka pintu berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang.
Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Jadi dia memakai dua buah baju.
Sya’ban sengaja memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.
Pikirnya jika kena debu, sudah tentu yang kena hanyalah baju yang luar. Sampai di masjid dia bisa membuka baju luar dan sholat dengan baju yang lebih bagus.
Dalam perjalanan ke masjid dia menemukan seseorang yang terbaring kedinginan dalam kondisi mengenaskan.
Sya’ban pun iba, lalu segera membuka baju yang paling luar dan dipakaikan kepada orang tersebut dan memapahnya untuk bersama-sama ke masjid melakukan sholat berjamaah.
Orang itupun terselamatkan dari
mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah.
Sya’ban pun kemudian melihat indahnya sorga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut .
Kemudian dia berteriak lagi:
“ Aduuuh kenapa tidak yang baru...“

     Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban.  Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yang begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yang baru.

     Berikutnya Sya’ban melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke segelas susu.
Ketika baru saja hendak memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta diberi sedikit roti karena sudah lebih 3 hari perutnya tidak diisi makanan.
Melihat hal tersebut Sya’ban merasa iba. Ia kemudian membagi dua roti itu sama besar, demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua.
Kemudian mereka makan bersama-sama roti itu yang sebelumnya dicelupkan susu, dengan porsi yang sama.
Alloh kemudian memperlihatkan ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dengan surga yang indah.
Demi melihat itu diapun berteriak
lagi:
“ Aduuuh kenapa tidak semua……”

     Sya’ban kembali menyesal .
Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat surga yang lebih indah.

     Masya Alloh , Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa tidak optimal.

     Sesungguhnya semua kita nanti pada saat sakaratul maut akan menyesal tentu dengan kadar yang berbeda, bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas konsekuensi dari semua perbuatannya di dunia.

    Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin bersedekah.

     Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat dimundurkan.
Sering sekali kita mendengar ungkapan hadits berikut:

     “ Sholat Isya berjamaah pahalanya sama dengan sholat separuh malam.”
     “ Sholat Subuh berjamaah pahalanya sama dengan sholat sepanjang malam .”
     “ Dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik dari pada dunia dan isinya.”

   Namun lihatlah... masjid tetap saja lengang.  Seolah kita tidak percaya kepada janji Alloh .
Mengapa demikian ?
   Karena apa yang dijanjikan Alloh SWT itu tidak terlihat oleh mata kita pada situasi normal.
Mata kita tertutupi oleh suatu hijab.
Karena tidak terlihat, maka yang berperan adalah iman dan keyakinan bahwa janji Alloh tidak pernah meleset.
Alloh akan membuka hijab itu pada saatnya.
Saat ketika nafas sudah sampai di tenggorokan.
Sya’ban RA telah menginspirasi kita
bagaimana seharusnya menyikapi janji Alloh SWT tersebut .
Dia ternyata tetap menyesal sebagaimana halnya kitapun juga akan menyesal.

     Namun penyesalannya bukanlah karena tidak menjalankan perintah Alloh SWT.  Penyesalannya karena tidak melakukan kebaikan dengan optimal.
Sudahkah kita semua berhitung siap menghadapi apa yang akan pasti kita hadapi semua...sakaratul maut...atau sibuk masih sibuk dengan urusan dunia kita yang pasti kita tinggalkan...???

     Semoga kita selalu bisa mengoptimalkan kebaikan-kebaikan disetiap kesempatan yg sempit ini  ,,

sumber: https://www.facebook.com/100000069065795/posts/2611817635497180/

Sabtu, 13 Juli 2019

Tentang Tilawah

*Sebenarnya, Kita Tak (Terlalu) Sibuk*

Kadang, berat rasanya menyelesaikan tilawah Al-Qur'an hingga 1 juz setiap harinya.

Kebiasaan buru-buru berangkat ke kantor di kala mentari belum sepenuhnya nampak, menjadi alasan klasik untuk menunda membaca Al Qur'an. Padahal, ada berlapis keberkahan pada waktu pagi.

Dan, petang menuju malam, menjadi puncak kelelahan. Mata pun tak kuasa menahan kelopaknya.

Kita lalu melewati hari menuju mati, tanpa amal berarti.

Karena sedikitnya tilawah Al-Qur'an, semakin hari hati tak lagi berseri. Belum mati. Hanya rasa iri kepada Ahlul Qur'an, menjadi berkurang.

Hari ini, sebenarnya kita tak (terlalu) sibuk. Kita (mungkin) salah mengukur kesibukan.

Pada urusan dunia yang menyita energi, kita habis-habisan memberi.

Hari ini, sebenarnya kita tak (terlalu) sibuk. Kita (mungkin) salah mengukur kesibukan.

Sibuk kerja sana sini. Sibuk kegiatan ini itu. Sibuk seakan penuh agenda.

Lalu, kita teringat pada nasihat apik dari Nabi dalam kitab Al Mughni.

_Dimakruhkan mengkhatamkan Al Quran melebihi 40 hari, karena Nabi ﷺ pernah ditanya oleh Abdullah bin Amr tentang berapa lama Anda mengkhatamkan Al Quran?  Nabi menjawab: “40 hari.” Lalu katanya: sebulan. Lalu katanya: “20 hari.” Lalu katanya: 15 hari, lalu sepuluh hari, lalu tujuh hari dan tidak kurang dari itu. (HR. Abu Daud)_

 _Ahmad berkata: “Yang aku dengar tentang khatam Al Quran paling  lama adalah 40 hari, sebab jika lewat dari itu maka mengakibatkan dia lupa terhadap Al Quran dan menyepelekannya.  Ini terjadi jika dalam keadaan tidak ada halangan (udzur), jika ada udzur maka masalah ini luas saja. (Imam Ibnu Qudamah, Al Mughni, 1/839)_

Sebenarnya, kita tak (terlalu) sibuk, untuk hanya sekedar membaca Al Qur'an sehari satu juz atau mengkhatamkannya tak lebih dari 40 hari.

Semoga Allah kuatkan kita untuk bahagia bersama Al Qur'an.

Di dalam KRL Palmerah-Sudimara, 12 Juli 2019
*Chairul Saleh*
WAG Sahabat Depok 13 Juli 2019 06:08

Kamis, 27 Juni 2019

Kisah Nabi Yusuf AS

Ingatlah Kisah Nabi Yusuf ‘Alaihissalam, Wahai Orang-Orang Mukmin..
Allah Ta‘ala berfirman,

وَلَقَدْ رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ فَاسْتَعْصَمَ ۖ وَلَئِنْ لَمْ يَفْعَلْ مَا آمُرُهُ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِنَ الصَّاغِرِينَ

“Sesungguhnya aku (mengakui) telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.”

Kutipan dari ayat ke 32 Surat Yusuf di atas adalah pengakuan seorang perempuan yang telah menggoda Nabi Yusuf untuk melakukan hal tak terpuji, namun tidak berhasil.

Tetapi faktanya di meja pengadilan Nabi Yusuf tetap dinyatakan bersalah, dan beliau dijebloskan ke dalam penjara. Padahal saksi sudah sangat jelas. Bukti pun sudah diperlihatkan, berupa gamis sang Nabi yang terkoyak di bagian belakang.

Rupanya saksi dan bukti tak ada gunanya jika mahkamah kerajaan telah dikuasai oleh pihak-pihak yang sejak semula memang ingin memenjarakan Nabi Yusuf.

قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ

“Yusuf berkata, ‘Wahai Rabb-ku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan aku dari kecurangan mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.”

Ayat berikutnya lantas menggambarkan bahwa Nabi Yusuf sejatinya telah mengetahui bagaimana ia dicurangi sedemikian rupa, namun beliau tetap ridha dengan takdir Allah.

Bukan hanya perempuan itu dan Nabi Yusuf yang tahu tentang kejadian sebenarnya, dalam kitab Tafsir Jalalain juga disebut bahkan penduduk satu negeri pun telah sama-sama menjadikan tragedi tersebut sebagai bahan perbincangan mereka.

Tetap saja, kendali berada di pihak yang curang. Nafsu telah membutakan mata mereka, kekuasaan telah membekukan hati mereka. Maka Nabi Yusuf pun pasrah dengan keputusan tidak adil yang ia terima.

Dari kisah ini kita belajar, bahwa tidak selamanya Allah memenangkan kebenaran. Terkadang Allah memberi pendidikan pada hamba-Nya yang shalih, bahwa dunia ini ada kalanya tidak adil.

Sehingga hamba-Nya semakin rindu akan negeri akhirat, negeri perjumpaan dengan Rabb mereka, negeri di mana keadilan akan tegak dengan kokoh di sana.

Jika semua keadilan telah terpenuhi di dunia, lalu dengan cara apa engkau merindukan negeri akhirat wahai orang-orang mukmin?

Mari kita lanjutkan kembali kisah sang Nabi yang mulia tersebut. Bahwa setelah beliau menerima kekalahan, merasakan penjara, justru semakin terasah kecerdasannya. Ayat ke-37 menguraikan dengan cermat perihal ini.

Kekalahan yang diterimanya, juga menyebabkan semakin tinggi derajatnya di sisi Allah. Bahkan semakin banyak pengalaman yang ia dapatkan setelah itu, yang menyebabkan beliau pun siap mengayomi penduduk Mesir dengan bijaksana.

Rupanya Allah memenangkan kecurangan pada mahkamah Nabi Yusuf, karena Allah Maha Tahu belum waktunya hamba-Nya itu memimpin negeri. Dialah Allah Yang Maha Mengetahui kadar kesiapan masing-masing hamba.

Aduhai, betapa banyaknya kebijaksanaan yang Allah sembunyikan dalam suatu keputusan yang tidak sesuai dengan keinginan kita.

Mari renungkan kembali ayat-ayat Allah dengan keimanan, bahwa pengawasan Allah sesungguhnya tak akan luput terhadap kaum yang jujur maupun kaum yang zalim.

Tugas kita adalah berjuang sebagai bentuk ikhtiar, berdoa, dan selanjutnya mengikuti jejak para Nabi dalam ridha terhadap setiap takdir-Nya, yaitu TAWAKKAL.

Tetaplah bersemangat di jalan dakwah, perjuangan masih sangat panjang, wahai orang-orang mukmin.!


sumber: WAG Sahabat Depok Kamis 27-06-2019 22:15

Legenda Tinju Muhammad Ali


PESAN MUHAMMAD ALI

"Kata kata benar ini di ungkapkan sebelum meninggalkan dunia fana ini....." oleh seorang legenda yg bernama Muhammad Ali

MUHAMMAD ALI MENJAWAB

Seorang anak bertanya tentang apa yang akan dilakukannya ketika ia pensiun dari bertinju nanti...,
Muhammad Ali mengatakan sbb.
"Hidup ini singkat. Berapa tahun kau habiskan untuk tidur, untuk bersekolah, melakukan perjalanan, menonton film, televisi, berolahraga, dll. Ketika kau sibuk mengurus keluarga dan anak-anakmu, tahu-tahu usiamu sudah 60 tahun. Padahal SEMUA yang kau lakukan itu bukan milikmu. Aku pernah bercerai. Keempat anakku kini memanggil bapak pada lelaki lain dan mereka tak pernah mengunjungiku lagi. Anak dan istrimu bukanlah milikmu". (Para penonton yang tersorot kamera terlihat terkesima)

"Lalu apa yang akan kulakukan setelah pensiun? Get ready to meet God. Bersiap menemui Tuhan. Kita semua akan mati, kapan pun tanpa kita tahu saatnya. Tuhan tidak peduli kau mengalahkan Joe Frazier atau George Foreman. Tuhan ingin melihat apa yang kau lakukan pada sesama. Yang paling penting dalam hidup adalah ketika kau mati apakah kau masuk surga atau neraka. Aku begitu takut masuk neraka. Mungkin saja aku membunuh atau merampok orang. Barangkali polisi tak dapat menangkapku, tapi ketika aku mati ada yang mencatat semua perbuatanku dan aku tak bisa mengelak. Jadi apa yang akan aku lakukan? Bersiap menemui Tuhan dan berharap masuk ke surgaNya. Faham?"

Uraian ini dikatakan oleh Muhammad Ali pada saat usianya baru 35 tahun dan masih di puncak kejayaannya.
Ketika ia mulai terkena penyakit Parkinson, ia berkata...,
"Hidup ini adalah ilusi. Aku menaklukkan dunia tapi tak membuatku puas. Tuhan memberikan penyakit ini untuk mengingatkanku bahwa aku BUKANLAH yang nomer satu,  melainkan DIA."

Image result for muhammad ali

WAG OWOJ Fisika-1'93 Selasa 16:58

Rabu, 15 Mei 2019

Setelah Sholat SUBUH Pertarungan Maut itu Berada diantara Usia 60 hingga 70 Tahun


Tidak ramai orang yang hidup hingga mencapai usia 60 tahun. Jika kita mencapainya maka waspadalah, karena inilah saat yang menentukan akhir perjalanan seorang manusia. Akhir yang baik (Husnul Khatimah) atau akhir yang buruk (Su'ul Khatimah).

ALLAH SWT juga mengingatkan hambaNya yang mencapai usia 60 tahun sebagaimana tersirat dalam firmanNya dalam Al-Fathir ayat 35 -  37 berikut ini :
"Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu".
(dikatakan kepada mereka), "Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepada mu seorang pemberi peringatan ? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang² zalim tidak ada seorang penolongpun".                                                   

Sahabat Ali ra, Ibnu Abbas ra dan Abu Hurairah ra menjelaskan firman ALLAH SWT di atas (yang artinya) :

"Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir", bahwa artinya sampai mencapai usia 60 tahun.

Sedangkan yang dimaksud 'pemberi peringatan' dalam ayat di atas menurut para ulama adalah adanya uban di rambut kepala dan 'Sang Pemberi Peringatan' yaitu Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW juga bersabda menguatkan ayat di atas (yg artinya) :
"ALLAH SWT memberi udzur kepada seseorang yang diakhirkan ajalnya, hingga sampai usia 60 tahun."(HR Bukhari no. 6419).

Ibnu Hajar ra mengatakan : "Makna hadits" bahwa udzur dan alasan sudah tidak ada, misalnya ada orang yang mengatakan, 'Andai usiaku dipanjangkan, aku akan melakukan apa yang diperintahkan kepada ku'.

Dengan usia yang mencapai 60 tahun, maka tidak ada yang layak untuk dia lakukan selain istighfar, ibadah keta'atan dan KONSENTRASI PENUH UNTUK AKHIRAT ... !
Rasulullah pernah bersabda bahwa usia umatnya adalah berkisar di antara 60 - 70 tahun !

"Sedikit yang berhasil melewatinya". (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Dan, "Pertarungan maut itu berada di antara usia 60 tahun hingga usia 70 tahun." (HR Bukhari).

Imam Fudhail bin Iyadh (Ulama Besar zaman Tabi' Tabiin) memberikan tausyiah : "Barang siapa yang meyakini  perjumpaan dengan Sang Khalik, ia harus sadar bahwa ia akan ditanya.
Dan siapa yang yakin hal ini, ia harus menyiapkan jawabannya", jelas Fudhail.

"Lalu bagaimana jalan keluarnya" ?  "Caranya mudah".
Lalu Imam Fudhail  menjelaskan tentang  teori bertaubat : *"Beribadah dan beramal Shalihlah di sisa usiamu, karena ALLAH SWT sangat menyayangi terhadap hambaNya yang mau menghabiskan sisa usianya untuk lebih mendekat kepada Nya, INSYAA  ALLAH,
ALLAH SWT akan ampuni dosa² yang telah lalu dan ALLAH SWT berikan keselamatan serta kebahagiaan di dunia, di kubur hingga di akhiratNya ALLAH SWT".

Di saat kita sudah berumur 50 tahun atau apalagi sudah menginjak usia 60 tahun atau bahkan lebih, maka biasakan berdo'a memohon perlindungan dari ketidak-berdayaan, malas, fitnah dan dijauhkan dari  siksa kubur :

“Allaahuma Inni A’udzubika Minal ‘Ajzi Wal Kasali Waljubni Walharam Wa A’udzibika Minal Fitnatil Makhya Wamamati Wa A’udzubika Min ‘Adzabil Qabr”...)

Artinya : “Yaa Allah, aku berlindung kepada Mu dari sifat lemah & malas, penakut & tua.  Aku berlindung kepada Mu dari fitnah hidup & mati, aku juga berlindung dari siksa kubur".

Neraka Jahanam sepanjang hidup, Surga sepanjang hidup

Jangan merasa aneh, inilah kehidupan. Hakikatnya tak ada yang memberimu manfaat selain sholatmu.

Alam itu  aneh ???,
Jenazah disusul dengan jenazah ... 
Kematian disusul dengan kematian berikutnya ...
Berita tentang kematian terus bermunculan ... ada yg mati karena kecelakaan, ada krn sakit, ada yang tiba2 mati tanpa diketahui sebabnya, dunia ini akan ditinggalkan semuanya yg ada dan mereka akan dikuburkan, itu pasti.

Hariku dan harimu pasti akan tiba, persiapkanlah bekal untuk perjalanan yang tak dapat kembali.

Wahai orang yang menunda ... Taubat dengan alasan karena masih muda,
Kuburan bukanlah tempat untuk orang dewasa saja,
kuburan tempat manusia segala usia ...

Sungguh Dunia itu hanya 3 hari :*
Hari Kemarin : kita hidup disitu, dan tidak akan kembali lagi
Hari ini : kita jalani namun tak berlangsung lama
Besok : kita tidak akan tahu apa yg akan terjadi.

Maka saling memaafkanlah antar Saudara dan sesama, bersedekahlah ... Karena aku, engkau dan mereka pasti akan pergi meninggalkan gemerlapnya dunia ini untuk selamanya ...

Yaa Allah ... kami memohon keridhaannMu husnulkhatimah dan beruntung dengan mendapatkan surga dan selamat dari api neraka ...

Barangsiapa yang hidup dalam suatu kebiasaan maka ia akan mati dengan kebiasaan itu.

Dan barangsiapa yang mati dalam suatu keadaan maka ia akan dibangkitkan dalam keadaan tersebut ...

(WAG GoGo Panja 15-Mei-2019 22:38)

Selasa, 11 September 2018

Empat Puluh Empat

detik berganti menit ..
menit berganti jam..
jam berganti hari..

pagi berganti siang..
siang berganti malam..

waktu terus berjalan..
dan tidak akan pernah berhenti..
jika kau sudah melewatkannya..
dengan cara apapun kau tidak akan bisa memanggilnya kembali..

terkadang tanpa disari kita suka membuang waktu dengan percuma..
entah menyesal atau tidak, namun kita banyak melewatkan jam - jam bermakna dalam hidup..
 
=========
 
bukan sebuah kebetulan, bukan sebuah kesengajaan...
hari ini tepat memasuki hari - bulan - tahun pergantian 1 Muharram 1440 Hjriah
sementara peristiwa lain 73 tahun yang lalu tepatnya 11 September 1945
Radio Republik Indonesia menjadi sebagai satu2nya media informasi
dengan semboyan Sekali di Udara Tetap di Udara

setelah 4 tahun melampaui titik 0 (NOL) pada angka kembar
usia 44 tahun, bukan waktu yang singkat, tetaplah senantiasa bertaubat
ikhtiar - tawakal - istiqomah dalam menyongsong hidup

katakanlah “Hasbiyallah Wa Ni’mala Wakil“ cukuplah Allah bagiku sebagai sebaik-baiknya penolong.
 
Ya Allah yang Maha Pengasih & Maha Penyayang, berikanlah keridhoan, keberkahan serta kasih & sayang MU kepada ibunda Bidayatul Ainayah dan berikan pula keridhoan, keberkahan serta kasih & sayang MU kepada bapak hamba Badrun Suparjo, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi ku sejak aku di dalam kandungan sampai akhir hayat mereka

Image result for 44

Senin, 04 Juni 2018

Bob Sadino


Kawan

Disaat kita memakai jam tangan seharga Rp 500.000,- atau Rp 500.000.000,-, kedua jam itu menunjukkan waktu yg sama.

Ketika kita membawa tas atau dompet seharga Rp 500.000,- atau Rp 500.000.000,-, keduanya sama2 dapat membantumu membawa sebagian barang/uang.

Waktu kita tinggal di rumah seluas 50 m2 atau 5.000 m2, kesepian yg kita alami tetaplah sama.

Ketika kita terbang dengan first class atau ekonomi class, maka saat pesawat terbang jatuh maka kita pun ikut jatuh.

Kawan

Kebahagiaan sejati bukan datang dari harta duniawi.
Jadi ketika kita memiliki pasangan, anak, saudara, teman dekat, teman baru dan lama... Lalu kita ngobrol, bercanda, tertawa, bernyanyi, bercerita tentang berbagai hal, berbagi suka dan duka- itulah kebahagiaan sesungguhnya.

Hal penting yang patut di renungkan dalam hidup :

1. Jangan mendidik anak mu untuk terobsesi menjadi kaya. Didiklah mereka menjadi bahagia.* Sehingga saat mereka tumbuh dewasa mereka menilai segala sesuatu bukan dari harganya.

2. Kata2 yg terbaik* di Inggris :
"Makan makananmu sebagai obat. Jika tidak, kamu akan makan obat2an sebagai makanan."

3. Seseorang yg mencintaimu tidak akan pernah meninggalkanmu* karena walaupun ada 100 alasan untuk menyerah, dia akan menemukan 1 alasan untuk bertahan.

4. Banyak sekali perbedaan antara "manusia & menjadi manusia"* Hanya yg bijak yang mengerti tentang itu.

5. Hidup itu* antara
"B" birth (lahir) dan "D" death (mati), diantara nya adalah ada "C" choice (pilihan) hidup yang kita jalani, keberhasilannya ditentukan oleh setiap pilihan kita.

Kawan... Jika kamu mau berjalan cepat, Jalanlah sendirian. Tetapi Jika kamu ingin berjalan jauh, jalanlah bersama sama.

6. Ada 6 dokter terbaik,
1. Keluarga
2. Istirahat
3. Olahraga
4. Makan yg sehat
5. Teman
6. Tertawa

Nikmati hidup dan tetap bersandar pada Tuhan yg punya kehidupan.
Have a beautiful day👍🏻✨

—Bob Sadino

sumber:  https://timeline.line.me/post/_dYVC-vINwch166RAp2CxdByzLculQTOtt7lJXy4/1150371100407021942

Jumat, 18 Mei 2018

Benarkah Semua Setan Dibelenggu Di Bulan Ramadhan?

Sejak dahulu kita sudah sangat meyakini bahwasannya setan-setan itu dibelenggu saat Bulan Ramadhan tiba. Hal itu tak lain karena disebutkan dalam sebuah hadits :

“إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ”.رواه والبخاري (رقم 1799) ومسلم (رقم 1079) عن أبى هريرة.

“Jika telah datang Bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu nekara ditutup dan setan-setan dibelenggu”. HR. Imam Bukhari no. 1799 & Imam Muslim no. 1079 dari Abu Hurairah

Hadits senada juga diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi no. 682, Imam IbnuMajah no. 1642, Imam IbnuHibban no. 3435, Imam Hakim no. 1532, Imam Abu Nu’aimdalam Al-Hilyah, Imam BaihaqydalamSyu’ab Al-Iman no. 3598 dan As-Sunan Al-Kubro no. 4248 dengan redaksi sebagai berikut :

“إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِيْ مُنَاد ٍكَلَّ لَيْلَةٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ”.

“Apabila telah (masuk) malam pertama Ramadhan, maka setan-setan dan jin penggoda dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup hingga tak satupun pintunya  yang dibuka, pintu-pintu surge dibuka hingga tak satupun pintunya yang ditutup. Dan setiap malam ada yang berseru :Wahai pencari kebaikan bergegaslah, wahai pencari keburukan berhentilah. Dan Allah mempunyai orang-orang yang dilepaskan dari neraka setiap malamnya (di bulanRamadhan).

Namun ketika dihadapkan padakenyataan bahwasannya maksiat masih saja kita saksikan terus dikerjakan oleh banyak orang, apakah lantas setan-setan masih berkeliaran?

Sebagian Ulama menyatakan bahwasannya setan-setan itu tetap masih dibelenggu, hanya saja Hawa Nafsulah yang mengajak orang-orang untuk bermaksiat di bulan Ramadhan. Sebab, datangnya maksiat itu bukan dari setan semata tapi ada unsure campur tangan Hawa Nafsu pula.Yah, HawaNafsu yang sebelumnya sudah tertaklukkan oleh setan serta mengikuti semua ajakannya. Lantas, ketika setan-setan terbelenggu maka Hawa Nafsulah yang bertindak menguasai manusia untuk berbuat maksiat.

Namunsayangnya, ketika hadits tentang“Dibelenggunya Setan”ini dihadapkan pada hadits tentang menguap, saya sempat bertanya-tanya dan mencari jawabannya.Yaitu hadits :

“التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ الشَّيْطَانُ”. رواه البخاري (رقم 3115) ومسلم (رقم 2994) عن أبى هريرة.

“Menguap itu dari setan, jika kalian hendak menguap maka cegahlah sebisa mungkin, sebab jika kalian berkata “Ha..” maka setan akan tertawa”. HR. Imam Bukhari no. 3115 &Imam Muslim no. 2994 dari Abu Hurairah

Ketika membaca hadits yang kedua, saya sempat bertanya-tanya : “Bukankah di Bulan Ramadhan orang-orang tetap saja menguap? Dan bukankah menguap itu dari setan? Lantas, apakah setan-setan tersebut ada yang bebas berkeliaran di bulan Ramadhan”.

Untuk mendapatkan jawaban dari dua hadits yang secara dzohir bertentangan, saya mencoba bertanya kepada santri senior Sayyidi Syeikh Muhammad Ba’athiyah. Dan, ternyata Sayyidi Syeikh pernah menjawab pertanyaan ini sebelumnya, yaitu :

“Tidak semua setan itu dibelenggu di Bulan Ramadhan, hanya pembesar-pembesarnya saja yang dibelenggu. Bahkah Qorin yang selalu menemani manusia juga tidak dibelenggu”.Beliau menambahkan bahwa Qorin itumerupakan salah satu jenis setan.

Setelah itu saya mencoba membuka kitab-kitab SyarahHadits di Perpustakan Imam Shafie College untuk mengecek apa komentar para Ulama tentang hadits “Setan dibelenggu di Bulan Ramadhan”. Berikut hasil penelusuran saya :

Al-Hafidz Abul‘Ula Muhammad Abdurrahman Al-Mubarakfuri mengomentari Hadits tentang dibelenggunya setan pada Bulan Ramadhan yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi sebaga iberikut :

“وقيل الحكمة في تقييد الشياطين وتصفيدهم كيلا يوسوسوا في الصائمين.وأمارة ذلك تنزه أكثر المنهمكين في الطغيان عن المعاصي ورجوعهم بالتوبة إلى الله تعالى. وأما ما يوجد خلاف ذلك في بعضهم فإنها تأثيرات من تسويلات الشياطين أغرقت في عمق تلك النفوس الشريرة وباضت في رؤوسها. وقيل قد خص من عموم صفدت الشياطين زعيم زمرتهم وصاحب دعوتهم لكان الإنظار الذي سأله من الله فأجيب إليه فيقع ما يقع من المعاصي بتسويله وإغوائه.ويمكن أن يكون التقييد كناية عن ضعفهم في الإغواء والإضلال كذا في المرقاة.  قال الحافظ في الفتح. قال عياض.يحتمل أنه على ظاهره وحقيقته وأن ذلك كله علامة للملائكة لدخول الشهر وتعظيم حرمته ولمنع الشياطين من أذى المؤمنين, ويحتمل أنيكون إشارة إلى كثرة الثواب والعفو وأن الشياطين يقل إغوائهم فيصيرون كالمصفدين. قال ويؤيد هذا الاحتمال الثاني قوله في رواية عند مسلم. فتحت أبواب الرحمة, قال ويحتمل أن يكون فتح الجنة عبارة عما يفتحه الله لعباده من الطاعات وذلك أسباب لدخول الجنة, وغلق أبواب النار عبارة عن صرف الهمم عن المعاصي الايلة بأصحابها إلى النار. وتصفيد الشياطين عبارة عن تعجيزهم عن الإغواء وتزيين الشهوات. قال الزبير بن المنير : والأول أوجه ولا ضرورة تدعو إلى صرف اللفظ عن ظاهره. وأما الرواية التي فيها أبواب الرحمة وأبواب السماء فمن تصرف الرواة.والأصل أبواب الجنة بدليل ما يقابله وهو غلق أبواب النار قال الحافظ : وقال القرطبي بعد أن رجح حمله على ظاهره فإن قيل كيف نرى الشرور والمعاصي واقعة في رمضان كثيرا فلو صفدت الشياطين لم يقع ذلك, فالجواب أنها إنما تقل عن الصائمين الصوم الذي حوفظ على شروطه وروعيتادابه أو المصفد بعض الشياطين كما تقدم في بعض الروايات يعني رواية الترمذي والنسائي وهم المردة لاكلهم أو المقصود تقليل الشرور فيه.وهذا أمر محسوس فإن وقوع ذلك فيه أقل من غيره. إذ لا يلزم من تصفيد جميعهم أن لا يقع شر ولا معصية لأن لذلك أسبابا غير الشياطين كالنفوس الخبيثة والعادات القبيحة والشياطين الانسية انتهى.

“Disebutkan bahwa hikmah dari dibelenggunya para setan itu agar mereka tidak mengganggu orang-orang yang sedang berpuasa. Yaitu dengan berhentinya para pelaku kebejatan dari berbagai maksiat dan kembali bertaubat kepada Allah swt.

“Adapun kebalikan yang (kita) temukan pada sebagian orang (dengan bermaksiat di BulanRamadhan) itu merupakan dampak dari jeratan setan yang membekas di dalam Hawa Nafsu yang buruk.

“Ada pula yang mengatakan bahwasannya yang dimaksud dengan setan-setan yang dibelenggu itu hanya pembesar dan para pemimpinnya saja, sehingga permintaan (Iblis) kepada Allah untuk tetap hidup sampai Hari Kiamat itu terkabulkan, sehingga orang-orang (di BulanRamadhan) tetap saja ada yang terperosok dalam kemaksiatan.

“Mungkin juga yang dimaksud dengan belenggu hanyalah perumpamaan dari lemahnya godaan dan penyesatan setan sebagaimana disebutkan di Al-Marqot (Marqot Al-Mafatih Syarah Misykat Al-Mashobihkarya Mulla Ali Al-Qori).

“Al-Hafidz (IbnuHajar) menyebutkan dalam Fath Al-Bari, ‘Iyadh berkata :Mungkin yang dimaksud (dari hadits tersebut) adalah dzohirnya dan hakekatnya (yaitu setan dibelenggu), yaitu sebagai pertanda bagi para malaikat dengan masuknya Bulan Ramadhan, (sebagai pertanda dari) kemuliaannya dan tercegahnya para setan dari menggoda Kaum Mukminin. Mungkin juga (haditsini) sebagai isyarat akan banyaknya pahala dan ampunan serta sedikitnya gangguan setan, seolah-olah mereka itu seperti orang yang dibelenggu. Beliau (‘Iyadh) berkata :  Dan yang menguatkan kemungkinan yang kedua adalah sabda Nabi dalam riwayat Imam Muslim yaitu : “Pintu-pintu rahmat dibuka”.

“Beliau berkata :Mungkin juga yang dimaksud dengan dibukanya pintu surge adalah permisalan dari apa yang Allah bukakan untuk para hamba Nya untuk berbuat ketaatan yang merupakan sebab untuk masuk surga. Dan ditutupnya pintu neraka sebagai perumpamaan dari dijauhkannya keinginan dari bermaksiat yang mengantarkan pelakunya keneraka. Sedangkan dibelenggunya setan adalah ibarat dari melemahnya godaan dan jeraratan mereka dan tipu daya syahwat.

“Az-Zubair Bin Al-Munir berkata : kemungkinan yang pertama itu lebih kuat dan tak ada perlunya untuk memalingkan teks hadits dari dzohirnya. Adapun riwayat yang menyebutkan “Dibukanya pintu rahmat”, itu merupakan perubahan para perowi. Sedangkan yang asli adalah dengan redaksi “Pintu Surga”, dengan dalil teks berikutnya yaitu “Ditutupnya pintu neraka”.

“Al-Hafidz (IbnuHajar) berkata : Imam Al-Qurthubi berkomentar setelah menguatkan pendapat yang menyatakan makna dzohirnya (yaitu setan benar-benar dibelenggu) : “Apabila dikatakan bagaimana (bisa) kita melihat keburukan dan maksiat terjadi di Bulan Ramadhan dengan begitu banyaknya, andai kata para setan dibelenggu tentunya tak akan terjadi semua itu?”, maka jawabannya adalah : kemaksiatan dan keburukan itu terminimalisir dari orang-orang yang berpuasa bilamana puasanya itu menjaga syarat-syaratnya serta memperhatikan adab-adabnya, atau yang dibelenggu itu hanya sebagian setan sebagaimana disebutkan di sebagian riwayat, yaitu riwayat Imam Tirmidzi dan Imam Nasai, yaitu (yang dibelenggu adalah) para pembesar setan bukan keseluruhannya. Atau (mungkin) yang dimaksud adalah berkurangnya keburukan di Bulan Ramadhan.

“Inilah hal yang (benar-benar) kita saksikan, karena (benar adanya bahwa) kemaksiatan di Bulan Ramadhan itu lebih sedikit dibandingkan pada bulan lainnya. Sebab bukan berarti dengan dibelenggunya seluruh setan tidak akan terjadi keburukan dan kemaksiatan. Karena keburukan dan kemaksiatan itu mempunyai penyebab lain selain setan seperti Hawa Nafsu yang buruk, kebiasan yang buruk serta setan-setan dari manusia. Selesai”.

Disadur dari Tuhfat Al-Ahwadzi Syarh Jami’ At-Tirmidzi Juz.3 Hal.242-243. Karya Al-Imam Al-Hafidz Abu Al-‘Ula Muhammad Abdurrahman Bin Abdurrahim Al-Mubarakfuri. Cet. 1, Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut – Lebanon. Th. 2005-1426 H.



Ditulis di Mukalla, 15 Ramadhan 1438 H – 10 Juni 2017.

Oleh : Imam Abdullah El-Rashied

Sumber : http://nafashadhramaut.com/2017/06/10/benarkah-semua-setan-dibelenggu-di-bulan-ramadhan/

Jumat, 06 April 2018

Berapa Umurmu..? Sudah 50 Tahun..?


Firman Allah SWT : "...Bukankah Kami telah memberimu umur sehingga kamu sempat mengingat bagi sesiapa yang mau mengingat ?" (Fathir : 37)
"Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun" (HR.Bukhari)
Al-Khattabi berkata : "Maknanya, orang yg Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan. Karena usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dgn kematian,* maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dgn khusyuk, dan *bersiap2 bertemu Allah." (Tafsir al-Qurthubi)
Fudhail bin Iyadh berkata kepada seseorang yang telah mencapai umur 50 tahun, Maka nasihat Fudhail kepadanya : "Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai... Lakukan yang terbaik pada sisa usia senja-mu, lalu akan diampuni dosa2mu yang lalu. Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus..!"
Maka para alim ulama memberi nasihat cara menjalani umur yang sudah mencapai 50 tahun :
  • Jangan banyak bergurau dan terjebak dalam hal-hal yang tidak ada manfaatnya untuk akhirat.
  • Jangan berlebihan berhias, bersolek, dan berpakaian.
  • Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yg kurang diperlukan utk mendukung amal shalih.
  • Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal.
  • Jangan banyak berjalan dan melancong ke sana sini tanpa manfaat yg dapat mendekatkan diri pada kehidupan akhirat.
  • Jangan gelisah, berkeluh kesah, dan kesal dengan kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dg rasa sabar dan bersyukur.
  • Perbanyak doa mengharap keridha-an Allah agar Husnul Khatimah dan dijauhkan dari Su'ul Khatimah.
  • Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.
  • Siapkan wasiat dan lakukan pembahagian harta.
  • Kerapkan menjalin silaturahim dan merekatkan hubungan yang renggang sebelumnya.
  • Minta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah dizalimi.
  • Tingkatkan amal soleh terutama amal jariah yang dapat terus memberi pahala dan syafa'at setelah kita mati.
  • Maafkan kesalahan orang kepada kita walau seberat apapun kesalahan itu.
  • Bereskan segala hutang yang ada dan jangan buat hutang baru walaupun untuk menolong orang lain.
  • Berhentilah dari semua maksiat !
    • mata, berhentilah memandang yg tidak halal bagimu
    • angan, berhentilah dari meraih yg bukan hak mu
    • mulut, berhentilah makan yg tidak baik dan yg tidak halal bagimu, berhentilah dari ghibah, fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain
    • telinga, berhentilah mendengar hal2 haram dan tak bermanfaat
  • Berbaik sangka lah kepada Allah atas segala sesuatu yg terjadi dan menimpa
  • Penuhi terus hati dan lisan kita dg istighfar & taubat utk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat dan setiap waktu.

Semoga bermanfaat bagi kita semua, walaupun Anda belum 50 tahun, karena...  


KEMATIAN TIDAK MENGENAL UMUR.





dapet dari: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10211958936142093&id=1033128226



Selasa, 20 Februari 2018

SUAMIKU MILIK IBUNYA

Pagi-pagi sekali, Sarah mengetuk pintu rumah ibunya. Ia menggendong anaknya dan membawa satu tas besar di tangan kanannya.
Dari matanya yang sembab dan merah, ibunya sudah tahu kalau Sarah pasti habis bertengkar lagi dengan suaminya.
Meski heran, karena biasanya Sarah hanya sebatas menelpon sambil menangis jika bertengkar dengan suaminya. Ayah Sarah yang juga keheranan, segera menghampiri Sarah dan menanyakan masalahnya.

Sarah mulai menceritakan awal pertengkarannya dengan suaminya tadi malam.
Sarah kecewa karena suaminya telah membohongi Sarah selama ini.
Sarah menemukan buku rekening suaminya terjatuh didalam mobil.
Sarah baru tahu, kalau suaminya selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang sama.
Sementara Sarah tahu, uang yang Sarah terima pun sejumlah uang yang sama.

Berarti sudah 1 tahun lebih, suaminya membagi uangnya, setengah untuk Sarah, setengah untuk yang lain. Jangan-jangan ada wanita lain??
Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget atau pun marah.

"Sarah...,
» Yang pertama, langkahmu datang ke rumah ayah sudah dilaknat Allah dan para MalaikatNya', karena meninggalkan rumah tanpa seizin suamimu"
Kalimat ayah sontak membuat Sarah kebingungan.

Sarah mengira ia akan mendapat dukungan dari ayahnya.
» "Yang kedua, mengenai uang suamimu, kamu tidak berhak mengetahuinya.

Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu ke tanganmu.
Itu pun untuk kebutuhan rumah tangga.
Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu, meskipun itu untuk sedekah, itu tak boleh".

Lanjut ayahnya.
"Sarah.., suamimu menelpon ayah dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang diberikan setiap bulan untuk seorang wanita.
Suamimu tidak menceritakannya padamu, karena kamu tidak suka wanita itu sejak lama.

Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah menikah dengan suamimu, maka hanya kamulah wanita yang memilikinya".

"Suamimu meminta maaf kepada ayah karena ia hanya berusaha menghindari pertengkaran denganmu.

Ayah mengerti karena ayah pun sudah mengenal watakmu" mata ayah mulai berkaca-kaca.

"Sarah...,
kamu harus tahu, setelah kamu menikah maka yang wajib kamu taati adalah suamimu.

Jika suamimu ridho pdmu, maka Allah pun Ridho.
Sedangkan suamimu, ia wajib taat kepada ibunya.
Begitulah Allah mengatur laki-laki untuk taat kepada ibunya.
Jangan sampai kamu menjadi penghalang bakti suamimu kepada ibundanya".
"Suamimu, dan harta suamimu adalah milik ibunya".
Ayah mengatakan itu dengan tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya.

Seorang ibu melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan.
  • Kemudian ia membesarkannya hingga dewasa hingga anak laki-lakinya menikah, ia melepasnya begitu saja.
  • Kemudian anak laki-laki itu akan sibuk dengan kehidupan barunya.
  • Bekerja untuk keluarga barunya.
  • Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan anak-anaknya.
  • Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu untuk sesekali berjumpa dengan ibunya. sebulan sekali, atau bahkan hanya1 tahun sekali.
"Kamu yang sejak awal menikah tidak suka dengan ibu mertuamu. Kenapa?
Karena rumahnya kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana.
Anak-anakmu pun tidak akan betah disana.
Sarah.., mendengar ini ayah sakit sekali".
"Lalu, jika kamu saja merasa tidak nyaman tidur di sana.
Bagaimana dengan ibu mertuamu yang dibiarkan saja untuk tinggal disana?"
"Uang itu diberikan untuk ibunya. Suamimu ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan.

Dari uang itu ibu suamimu hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin dibagikan ke anak-anak yatim dan orang-orang tidak mampu di kampungnya. Bahkan masih cukup untuk menggaji seorang guru ngaji di kampung itu" lanjut ayah.

Sarah membatin dalam hatinya, uang yang diberikan suaminya sering dikeluhkannya kurang. Karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar jemput anak sekolah.

Sarah juga sangat menjaga penampilannya untuk merawat wajah dan tubuhnya di spa.
Berjalan-jalan setiap minggu di mall. Juga berkumpul sesekali dengan teman-temannya di restoran.

Sarah menyesali sikapnya yang tak ingin dekat-dekat dengan mertuanya yang hanya seorang tukang gorengan.

Tukang gorengan yang berhasil :
  • Menjadikan suaminya seorang sarjana,
  • Mendapatkan pekerjaan yang di idam-idamkan banyak orang.
  • Berhasil mandiri, hingga Sarah bisa menempati rumah yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan setiap hari.
"Ayaaah, maafkan Sarah", tangis sarah meledak.
Ibunda Sarah yang sejak tadi duduk di samping Sarah segera memeluk Sarah.
"Sarah...
  • Kembalilah ke rumah suamimu. Ia orang baik nak...
  • Bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya.
  • Bantu suamimu menggapai surganya, dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga".
Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah.
Sarah hanya menjawabnya dengan anggukan, ia menahan tangisnya.
Bathinnya sakit, menyesali sikapnya.
Sarahpun pulang menghadap suaminya dan sambil menangis memohon maaf kepada suaminya atas prasangka yg salah selama ini.

Di lain hari, Sarahpun mengukiti suaminya bersilaturahmi kepada ibu kandung suaminya alias mertua dirinya.
Suaminya meneteskan air mata menatap istrinya yang di tangan istrinya tertenteng 4 liter minyak goreng untuk mertuanya.
Tetesan air mata suami bukan masalah jumlah liternya, tapi karena perubahan istrinya yang senang dan nampak ihlas hendak datang kepada orangtuanya alias mertua istrinya.
Seterusnya Sarah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya.

Sesekali waktu, Sarah bukan mengajak suaminya ke Mall tapi minta anjangsana ke rumah mertuanya dan juga orang tuanya.
Subhanallah....

Semoga para istri tetap mendukung suaminya untuk berbakti pada ibunya.
Semoga Allah meridhoi kita aamiin.

Jumat, 10 November 2017

Petunjuk Pelaksanaan Halaqah

BAB I PENDAHULUAN
Pasal 1: Latar Belakang
  1. Perlunya peningkatan kualitas halaqah sebagai sarana tarbiyah yang utama.
  2. Perlunya peningkatan kualitas murabbi sebagai unsur terpenting perjalanan halaqah.
  3. Perlunya standar atau acuan pelaksanaan halaqah yang dapat memenuhi tuntutan manhaj tarbiyah sehingga mampu mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
Pasal 2: Landasan
1. Al-Quran
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-  bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (Ali Imran [3]: 79).
2. As-Sunnah
Demi Allah, sesungguhnya jika Allah swt menunjuki seseorang karena engkau, maka hal itu lebih baik bagimu dari unta merah. (HR Bukhari Muslim).
Tidak sempurna iman salah seorang diantara kamu sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri. (HR. Bukhari & Muslim).
3. Manhaj Tarbiyah 1427 H
Pasal 3: Definisi
Dalam juknis ini, yang dimaksud dengan:
  1. Halaqah adalah proses kegiatan tarbiyah dalam dinamika kelompok.
  2. Murabbi adalah seseorang yang melakukan proses tarbiyah bagi peserta halaqah.
  3. Baramij halaqah adalah acara yang mesti diikuti dalam melaksanakan halaqah dengan tertib, sehingga terealisasi tujuan dan sasaran halaqah halaqah.
  4. Marhalah adalah jenjang tarbiyah sebuah halaqah. Halaqah terdiri dari dua marhalah: tamhidi dan muayyid.
BAB II            TUJUAN DAN SASARAN HALAQAH
Pasal 4: Tujuan Umum Halaqah
Tujuan halaqah secara umum adalah membentuk syakhshiyyah islamiyyah da’iyah.
Pasal 5: Sasaran halaqah
Tujuan umum halaqah pada pasal 4 dijabarkan dalam tiga sasaran halaqah yaitu:
  1. Tercapainya 10 muwashafat/kifayah tarbawiyyah (kompetensi tarbawi):
  • Salimul ‘aqidah (beraqidah lurus)
  • Shahihul ‘ibadah (beribadah dengan benar)
  • Matinul khuluq (berakhlaq kokoh)
  • Qadirun ‘alal kasbi (Mampu berpenghasilan)
  • Mutsaqqaful fikri (Memiliki pikiran yang berwawasan)
  • Qawiyyul jismi (Bertubuh sehat dan kuat)
  • Mujahidun Linafsihi ( Mampu memerangi hawa nafsu)
  • Munazhamun Fi syu’unihi (Mampu mengatur rapi segala urusan)
  • Harishun ‘ala waqtihi (Mampu mengatur waktu)
  • Nafi’un Lighairihi (Bermanfaat untuk orang lain).
Masing-masing muwashafat di atas kemudian dirinci sesuai marhalah halaqah.
  1. Tersampaikannya ilmu-ilmu marhalah (bidang studi) dengan baik dan tercapainya tujuan setiap bidang studi tersebut pada diri peserta halaqah.
  2. Tercapainya tujuan, karakter dan definisi marhalah pada diri peserta halaqah.
BAB III          DEFINISI, KARAKTER, TUJUAN DAN MASA WAKTU MARHALAH
Pasal 6: Definisi Marhalah Tamhidi
Adalah seseorang yang memiliki sifat-sifat terpuji, perangai Islam asasi, tidak terkotori oleh syirik dan tidak memiliki hubungan dengan pihak/instansi yang memusuhi Islam.
Pasal 7: Karakter Marhalah Tamhidi
Membangkitkan rasa kebutuhannya kepada Islam, sampai kepada pelaksanaan adab-adab dan hukum-hukumnya dan kecintaan untuk hidup di bawah naungannya.
Pasal 8: Tujuan Marhalah Tamhidi
  • Memperkenalkan kepada peserta prinsip-prinsip umum Islam, baik aqidah, syari’ah maupun akhlaq. Memunculkan lingkungan yang sesuai untuk komitmen dengan prinsip-prinsip Islam. Memperkokoh kecenderungan pada peserta menuju komitmen dengan prinsip-prinsip Islam.
  • Mengembangkan sifat-sifat terpuji dan perangai Islam asasi yang ada pada peserta melalui kajian terhadap ilmu-ilmu marhalah.
  • Membentuk berbagai kecenderungan dan orientasi-orientasi positif menuju penyebarluasan fikrah Islam dan memberikan perhatian kepada berbagai problematika dunia Islam.
  • Meneliti tingkat kredibilitas berbagai kecenderungan dan orientasi-orientasi positif yang dimiliki oleh peserta tersebut.
Pasal 9: Masa Waktu Marhalah Tamhidi
Masa waktu minimal marhalah tamhidi adalah 1 (satu) tahun.
Pasal 10: Definisi Marhalah Muayyid
Adalah seseorang yang mendukung fikrah, memiliki perhatian untuk menyebarluaskannya, memiliki perhatian terhadap problematika kaum muslimin secara umum, dan mempelajari sebagian dari konsep-konsep asasi dakwah.
Pasal 11: Karakter Marhalah Muayyid
Merasakaan urgensi amal jama’i, berkhidmah demi Islam dan pentingnya bergabung dengan jama’ah untuk menegakkan Islam di muka bumi, serta terpenuhinya karakteristik asasi sebagai seorang muslim.
Pasal 12: Tujuan Marhalah Muayyid
  1. Menanamkan perhatian terhadap hakekat-hakekat dan nilai-nilai yang sesuai dengan marhalah yang terambil dari Al-Qur’an, Hadits serta sirah salaf dan orang-orang yangmengikuti mereka dengan ihsan.
  2. Memperkenalkan sejumlah tokoh-tokoh agung, para aktifis dan orang-orang yang berjihad untuk menolong Islam.
  3. Menangkap urgensi amal jama’i dan kemestiannya untuk berkhidmah kepada Islam dan kaum muslimin.
  4. Membekali peserta dengan berbagai kemahiran yang meningkatkan keahliannya untuk memilih jamaah yang mencerminkan pemahaman yang benar terhadap Islam.
  5. Menghiasi diri dengan akhlaq Islam dan bertata kerama dengan adab-adabnya baik secara lahir maupun batin.
  6. Menanamkan perhatian untuk menyebarluaskan fikrah Islam dan perhatian kepada berbagai problematika kaum muslimin.
  7. Menanamkan kebiasaan untuk indhibath (disiplin) serta tidak menyia-nyiakan waktu.
  8. Menanamkan keinginan kuat untuk menjadi murabbi bagi marhalah tamhidi.
Pasal 13: Masa Waktu Marhalah Muayyid
Masa waktu minimal marhalah muayyid adalah 2 (dua) tahun.
BAB IV          TUGAS DAN HAK MURABBI
Pasal 14: Tugas Murabbi
Tugas seorang murabbi adalah:
  1. Memimpin pertemuan.
  2. Mengambil keputusan dalam syura halaqah.
  3. Menghidupkan suasana ruhiyyah-ta’abbudiyyah, fikriyyah-tsaqafiyyah, dan harakiyyah-da’awiyyah dalam halaqah.
  4. Membangun kinerja halaqah yang solid, sehat, dinamis, produktif dan penuh ukhuwwah.
  5. Memahami dan menguasai kondisi peserta halaqah serta meningkatkan potensi mereka.
  6. Menasehati dan mengupayakan pemecahan masalah peserta halaqah.
  7. Mempertimbangkan berbagai usulan dan kritik peserta halaqah.
  8. Meneruskan dan mensosialisasi informasi dan kebijakan jamaah.
  9. Mengupayakan terealisasinya berbagai program halaqah dan program jamaah dalam lingkup halaqah.
  10. Mengawasi dan mengkordinasikan penghimpunan dan penyaluran infaq.
Pasal 15: Hak Murabbi
Terhadap peserta halaqah, murabbi berhak:
  1. Didengar dan ditaati
  2. Dimintai pendapat atau istisyarah
  3. Dihargai dan dihormati
  4. Mengajukan permintaan bantuan untuk melaksanakan tugas
  5. Memutuskan kebijakan
  6. Membentuk kepengurusan halaqah
BAB V            ADAB MURABBI
Pasal 16: Adab untuk Diri Sendiri
  • Merasakan muraqabatullah.
  • Ikhlas.
  • Komitmen dengan ibadah-ibadah sya’airiyyah (ibadah-ibadah ritual).
  • Bersemangat untuk selalu meningkatkan kualitas dankuantitas ilmunya.
  • Tidak sungkan belajar dari siapa saja, termasuk dariyang lebih rendah derajatnya.
  • Senatiasa berlatih untuk memberi yang terbaik.
Pasal 17: Adab di dalam Halaqah
  • Berusaha dalam keadaan suci.
  • Bersuara sesuai dengan kebutuhan.
  • Menjaga forum halaqah dari canda ria yang berlebihan, gaduh dan keributan.
Pasal 18: Adab terhadap Peserta Halaqah
  • Memacu peserta halaqah untuk meningkatkan kualitas dirinya.
  • Mencintai peserta halaqah sebagaimana mencintai dirinya sendiri.
  • Mengupayakan cara yang paling baik dan paling mudah dalam mengajar.
  • Bersikap adil dan obyektif kepada semua peserta halaqah.
  • Mencermati segala perkembangan peserta halaqah dan berusaha meluruskan mereka jika terjadi penyimpangan.
  • Bersifat iffah
  • Memerankan secara bijak peran guru dalam hal-hal ilmiyah, komandan dalam keprajuritan, syekh dalam tarbiyah ruhiyyah dan ayah/ibu dalam hubungan hati (emosional).
BAB VI          WAKTU, TEMPAT DAN BARAMIJ HALAQAH
Pasal 19: Waktu dan Tempat Halaqah
  1. Menjaga dan memperhatikan amniyah setempat.
  2. Memperhatikan kelayakan tempat liqa.
  3. Cakap dalam menyesuaikan antara waktu dan baramij.
  4. Lama pertemuan 2 hingga 5 jam.
  5. Liqa yang dilaksanakan malam hari tidak lebih dari jam 23.00.
  6. Liqa akhwat dilaksanakan siang hari.
  7. Dalam kondisi ZAS (zhuruf amniyah sha’bah/ darurat) waktu dapat berubah.
  8. Sangat dianjurkan untuk menggunakan rumah murabbi dan peserta halaqah secara bergilir jika memungkinkan.
Pasal 20: Baramij Halaqah
Tertib acara di dalam halaqah adalah sebagai berikut:
  • Iftitah
  • Tilawah dan tadabbur.
  • Kalimat Murabbi
  • Talaqqi madah.
  • Ta’limat
  • Mutaba’ah
  • Ikhtitam.
  • Baramij dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan.
BAB VII         PERSIAPAN HALAQAH
Pasal 21: Persiapan Umum
Persiapan yang harus dilakukan murabbi sebelum mengisi halaqah adalah:
  1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah swt.
  2. Meningkatkan tsiqah kepada Allah swt bahwa Dia selalu memberikan bantuan kepada siapapun yang berdakwah dengan benar.
  3. Menjaga kebugaran fisik dengan memperhatikan faktor-faktor pendukungnya seperti olah raga dan makan teratur serta istirahat yang cukup.
  4. Menjaga kebersihan, aroma tubuh dan penampilan dengan memperhatikan tuntunan syariat dan kepantasan.
  5. Mencatat hal-hal penting yang akan dilakukan seperti:
  • Apa saja yang akan dievaluasi
  • Apa saja informasi & instruksi yang akan dibicarakan
  • Siapa saja peserta halaqah yang akan diajak bicara tentang suatu hal.
Pasal 22: Persiapan Materi
Dalam menyiapkan materi, murabbi hendaklah memperhatikan hal-hal berikut:
  1. Memilih materi sesuai kurikulum tarbiyah yang berlaku.
  2. Menyediakan waktu yang cukup untuk menyiapkan penyampaian materi.
  3. Memahami tujuan materi yang ditetapkan baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
  4. Memahami alur materi dengan baik melalui pemahaman terhadap rasmul bayan jika ada.
  5. Memahami dalil naqli maupun ‘aqli untuk setiap point pembahasan melalui penguasaan terhadap syahid (ayat/hadits atau potongan ayat/hadits yang menjadi fokus argumentasi) dan wajhul istidlal-nya (alasan ia dijadikan argumentasi/korelasi dalil dengan point pembahasan).
  6. Menyiapkan illustrasi dan perumpamaan yang diperlukan untuk menambah pemahaman peserta halaqah terhadap materi.
  7. Menyiapkan contoh-contoh kasus yang aktual sehingga terdapat korelasi materi dengan kenyataan yang sedang dihadapi.
  8. Menyiapkan bahasa non verbal yang diperlukan.
  9. Jika memerlukan humor, murabbi dapat memberikannya dengan memperhatikan adab islami di dalamnya.
  10. Menyiapkan metode dan media belajar yang cocok dan diperlukan dengan memperhatikan ketersediaan bahan-bahannya.
  11. Memperhatikan kegiatan-kegiatan penyerta maupun penunjang yang disebutkan oleh kurikulum dan melaksanakannya untuk lebih mempercepat pencapaian tujuan materi.
  12. Menyiapkan materi cadangan untuk mengantisipasi kondisi halaqah yang tidak sesuai untuk materi utama yang telah disiapkan.
BAB VIII       DI DALAM HALAQAH
Pasal 23: Saat Bertemu
Saat bertemu peserta halaqah yang dibinanya, murabbi harus memperhatikan adab-adab pertemuan yang mencerminkan kehangatan ukhuwwah islamiyyah, kehangatan dan kasih sayang, seperti: memberi atau menjawab salam, tersenyum, dan berjabat tangan atau ta’anuq (saling berpelukan).
Pasal 24: Iftitah
  1. Murabbi tidak terlambat hadir dan dan selalu berupaya untuk memulai halaqah tepat pada waktunya.
  2. Melaksanakan aturan disiplin tepat waktu sesuai kesepakatan halaqah sehingga terbangun perasaan bersalah bagi yang terlambat sekaligus termotivasi untuk selalu tepat waktu.
  3. Semua peserta halaqah diharapkan telah dalam keadaan suci dari hadats, kecuali yang sedang udzur syar’i, dan murabbi hendaknya mengingatkan hal ini kepada peserta halaqah.
  4. Halaqah dapat dibuka tanpa menunggu semua peserta hadir
  5. Petugas pembuka sekaligus mas’ul jalsah (pembawa acara) sebaiknya ditentukan sebelumnya secara bergilir.
  6. Saat halaqah dibuka semua peserta berkonsentrasi dengan agenda halaqah dan tidak diperkenankan sibuk dengan agenda pribadinya.
  7. Semua arahan dalam pasal ini harus memperhatikan pemahaman dan kesiapan peserta halaqah.
Pasal 25: Tilawah dan Tadabbur
  1. Dilakukan dengan khusyu’, setiap orang 1 halaman.
  2. Saat tilawah berlangsung tidak diperkenankan berbicara dan melakukan hal-hal lain yang bertentangan dengan kekhusyu’an tilawah.
  3. Bila ada agenda hafalan, dapat dilakukan setelah tilawah, namun jika waktu tidak memungkinkan, tilawah dapat diganti dengan setor hafalan.
  4. Bila ada kesalahan dalam membaca Al-Quran dari salah seorang peserta, maka hanya seorang saja yang bertugas membetulkannya yaitu murabbi atau peserta yang terbaik bacaan Al-Qurannya.
  5. Tadabbur atau penyampaian kilasan makna sebagian ayat yang dibaca dapat dilakukan setelah tilawah. Sebaiknya dilakukan secara bergiliran dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pasal 26: Kalimat Murabbi
Yang dimaksud dengan kalimat murabbi adalah arahan singkat murabbi kepada peserta halaqah. Tujuannya adalah:
  1. Membangun dan menghidupkan suasana kondusif bagi berlangsungnya halaqah saat itu.
  2. Memberi penekanan solusi terhadap permasalahan sederhana tertentu di halaqah secara dini.
  3. Membangkitkan semangat menuntut ilmu, mengembangkan potensi diri, ukhuwwah dan nilai-nilai tarbawi lainnya.
  4. Mengungkapkan perhatian dan penghargaan terhadap kebaikan atau keberhasilan halaqah atau salah seorang peserta halaqah. Kalimat murabbi tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
Pasal 27: Talaqqi Madah (Materi)
Yang perlu diperhatikan oleh murabbi pada saat penyampaian
materi adalah:
  1. Menyesuaikan metode penyampaian dengan jenis materi, misalnya:
  • Ceramah untuk nilai-nilai aqidah, ibadah dan tazkiyah.
  • Memperbanyak tanya jawab untuk fiqih.
  • Diskusi dan dialog untuk pendalaman fiqih da’wah dan sirah.
  • Praktek langsung untuk keterampilan atau skill.
  1. Menggunakan bahasa dan kecepatan berbicara yang dapat dimengerti oleh peserta halaqah.
  2. Memberi perhatian merata kepada semua peserta halaqah yang hadir dengan bahasa tubuh seperti menatap wajah mereka secara bergiliran, menyebut nama mereka di sela-sela penyampaian materi, dst.
  3. Melibatkan peserta halaqah dalam penyampaian materi seperti bertanya kepada mereka dengan pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat (satu-dua kata, satu kalimat pendek).
  4. Mengulang secukupnya dan memberi penekanan kepada hal-hal penting yang merupakan bingkai fikrah dari materi yang disampaikan.
  5. Memperhatikan penurunan konsentrasi peserta halaqah dalam menerima materi dan melakukan variasi penyampaian agar konsentrasi kembali pulih.
  6. Menjaga agar penyampaian materi tidak terganggu oleh interupsi atau hal-hal lain yang bertentangan dengan tujuan materi atau merusak suasana penyampaian materi.
  7. Menyudahi materi pada saat antusiasme peserta masih tinggi untuk menerima materi.
  8. Memberikan waktu yang cukup untuk tanya jawab dan diskusi.
10.  Meminta kepada salah seorang atau beberapa peserta halaqah untuk menyampaikan kembali intisari materi sebagai latihan bagi mereka sekaligus menguji pemahaman mereka terhadap materi.
11.  Menggunakan media yang diperlukan dengan memperhatikan ketersediaan bahan-bahannya.
Pasal 28: Ta’limat
  1. Murabbi berupaya membaca dan memahami isi ta’limat sebelum disampaikan kepada peserta halaqah terutama yang terkait dengan kebijakan-kebijakan asasi jamaah/partai.
  2. Jangan mengomentari isi ta’limat dengan komentar negatif apalagi di depan peserta halaqah, namun melakukan tabayyun kepada struktur yang mengeluarkannya.
Pasal 29: Mutabaah
Hal-hal yang dapat dimutabaahi adalah:
  1. Realisasi rencana program yang telah ditetapkan.
  2. Tanggungjawab dan kerja setiap personal terhadap tugasnya masing-masing.
  3. Target kualitatif maupun kuantitatif program.
  4. Program struktur yang harus ditindaklanjuti oleh halaqah.
  5. Perjalanan dan agenda halaqah hari itu dan masukkan untuk perbaikan di halaqah mendatang.
  6. Kondisi peserta halaqah
  7. Rencana liqa selanjutnya yang berisi:
  • Tazkirah atau penyampaian tugas-tugas yang harus ditindaklanjuti oleh halaqah atau peserta halaqah.
  • Penentuan jadual dan tempat liqa.
Pasal 30: Ikhtitam
Halaqah ditutup dengan doa dengan memperhatikan adab-adabnya

sumber: https://goo.gl/9ecULW

Minggu, 04 Juni 2017

DETIK-DETIK WAFATNYA SITI KHADIJAH, ISTRI TERCINTA RASULULLAH

Ramadhan 9, 1438H.  4 Juni 2017

Siti Khadijah adalah istri pertama Rasulullah. Orang yang pertama kali beriman kepada ALLAH dan kenabian Rasulullah. Orang yang sangat berjasa bagi dakwah Rasulullah dan penyebaran agama Islam.

Siti Khadijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadlan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Khadijah wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasulullah sekitar 50 tahun.

PERMINTAAN TERAKHIR

Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Khadijah berkata kepada Rasululllah SAW,

"Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu"

"Jauh dari itu ya Khadijah. Engkau telah mendukung dakwah Islam sepenuhnya", jawab Rasulullah

Kemudian Khadijah memanggil Fatimah Azzahra dan berbisik,

"Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku"

Mendengar itu Rasulullah berkata,

"Wahai Khadijah, ALLAH menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga."

Ummul mukminin, Siti Khadijah pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah. Didekapnya istri Beliau itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia Beliau dan semua orang yang ada disitu.

KAIN KAFAN DARI ALLAH

Saat itu Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan. Rasulullah menjawab salam Jibril dan kemudian bertanya,

"Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?"

"Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan" jawab Jibril. Jibril berhenti berkata dan kemudian menangis.

Rasulullah bertanya, "Kenapa, ya Jibril?"

"Cucumu yang satu, Husain tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan" sahut Jibril.

Rasulullah berkata di dekat jasad Khadijah,

"Wahai Khadijah istriku sayang, demi ALLAH, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. ALLAH maha mengetahui semua amalanmu."

"Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu."

"Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?"

Tersedu Rasulullah mengenang istrinya semasa hidup.

Seluruh kekayan Khadijah diserahkan kepada Rasulullah untuk perjuangan agama Islam. Dua per tiga kekayaan Kota Mekkah adalah milik Khadijah. Tetapi ketika Khadijah hendak menjelang wafat, tidak ada kain kafan yang bisa digunakan untuk menutupi jasad Khadijah.

Bahkan pakaian yang digunakan Khadijah ketika itu adalah pakaian yang sudah sangat kumuh dengan 83 tambalan diantaranya dengan kulit kayu.

Rasulullah kemudian berdoa kepada ALLAH.

"Ya ALLAH, ya Ilahi Rabbi, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam. Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku. Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku. Menentramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah. Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?"

Tiba-tiba Ali berkata, "Aku, Ya Rasulullah!"

PENGORBANAN SITI KHADIJAH SEMASA HIDUP

Dikisahkan, suatu hari ketika Rasulullah pulang dari berdakwah, Beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah menyambut, dan hendak berdiri di depan pintu. Ketika Khadijah hendak berdiri, Rasulullah bersabda,

"Wahai Khadijah tetaplah kamu ditempatmu".

Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi.

Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makananpun tak punya. Sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a.

Kemudian Beliau mengambil Fatimah dari gendongan istrinya lalu diletakkan di tempat tidur. Rasulullah yang lelah seusai pulang berdakwah dan menghadapi segala caci maki dan fitnah manusia itu, lalu berbaring di pangkuan Khadijah.

Rasulullah tertidur. Ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah. Beliau pun terjaga.

'Wahai Khadijah. Mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad?" tanya Rasulullah dengan lembut.

"Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal wahai Khadijah bersuamikan aku, Muhammad?" lanjut Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis

'Wahai suamiku. Wahai Nabi ALLAH. Bukan itu yang kutangiskan." jawab Khadijah.

"Dahulu aku memiliki kemuliaan. Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku adalah bangsawan. Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan. Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya.

"Wahai Rasulullah. Sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah. Sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyebrangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyebarangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit pun atau pun jembatan.

"Maka galilah lubang kuburku, ambilah tulang belulangku. Jadikanlah sebagai jembatan untuk engkau menyebrangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu.
"Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah. Ingatkan mereka kepada yang hak. Ajak mereka kepada Islam, wahai Rasulullah".

Karena itu, peristiwa wafatnya Siti Khadijah sangat menusuk jiwa Rasulullah. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah ketika itu karena dua orang yang dicintainya yaitu istrinya Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib telah wafat.

Tahun itu disebut sebagai Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah.

Ilaa hadlratin Nabiyyil musthafa, wa ilaa Khadijah al Kubra, al Fatihah.

Tulisan Ustadz Zainul Hakim pada WA group Masjid Al Istiqomah

Kitab Al Busyro, yang ditulis Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliky al Hasani